Rabu, 15 April 2009

Eksplorasi Sumber Daya Alam Oleh Asing

Eksplorasi Sumber Daya Alam Indonesia
Oleh Asing

 Realita hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan lingkungannya, karena hal tersebut merupakan hubungan mutualisme dalam tatanan keseimbangan alam dan kehidupannya (Balancing Ecosytem). Potensi sumber daya alam hayati tersebut bervariasi, tergantung dari letak suatu kawasan dan kondisinya. . Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya alam hayati yang berlimpah ruah sehingga dikenal sebagai negara MEGABIODIVERSITY. Keanekaragaman hayatinya terbanyak kedua diseluruh dunia.
Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alamnya yang berjibun menjadi daya tarik yang kuat bagi pemodal asing. Pemanfaatan SDA: Manfaat tumbuhan antara lain: Menghasilkan oksigen bagi manusia dan hewan Mengurangi polusi karena dapat menyerap karbondioksida yang dipakai tumbuhan untuk proses fotosintesis Mencegah terjadinya erosi, tanah longsor dan banjir Bahan industri, misalnya kelapa sawit bahan industri minyak goreng Bahan makanan, misalnya padi menjadi beras Bahan minuman, misalnya teh dan jahe
 Hal ini telah diamini sejak zaman dahulu dimana Belanda, Jepang, Inggris, Portugis, dan Spanyol menjajah Indonesia karena tertarik pada rempah – rempah yang menjadi kekayaan alam Indonesia. Pada zaman sekarangpun tetap saja ada penjajahan dalam bentuk seperti itu. Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity. Meskipun luas arealnya hanya mencakup 1,3% dari seluruh luas permukaan bumi, namun kekayaan jenis makhluk hidupnya mencapai 17% dari seluruh total jenis yang ada didunia. Dari sekian besar kekayaan jenis di Indonesia, baru sebagian kecil yang telah benar-benar dipelajari dan dipahami oleh manusia.
Istilah konservasi mempunyai definisi pemanfaatan dan pengelolaan alam dan sumber daya alam yang bijaksana bagi kepentingan manusia. Konsep konservasi pada intinya adalah MELINDUNGI, MEMANFAATKAN DAN MEMPELAJARI.
Kegiatan konservasi mencakup beberapa sektor, yaitu sektor ilmiah, sektor sosial budaya dan sektor pengolahannya. Ketiga sektor ini harus saling melengkapi mengikat satu sama lainnya. Sektor ilmiah melaksanakan kegiatan-kegiatan penelitian-penelitian dan pengamatan yang bersifat ilmiah, artinya kegiatan ini bersifat terbuka, terukur, sistematik nalar dan berkaitan dengan sistematik yang ada. Misalnya penelitian tentang satu jenis folra dan fauna tertentu, baik dari populasi atau habitatnya. Sektor sosial budaya dan ekonomi perlu dipahami, sebab latar belakang masyarakat berpengaruh terhadap perlindungan pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati. Sektor pengolahan adalah bagaimana manusia mengelola sumber daya alam yang ada secara bijaksana.
Dukungan yang mengglobal terhadap konservasi didasarkan karena penghargaan estetika, pengetahuan bahwa produk-produk yang berguna dapat saja berasal dari jenis yang belum dikenali, dan pengertian bahwa lingkungan harus menjadi fungsi biosphere yang tepat, khusunya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia akan udara, air dan tanah, yang mana saat ini mengalami degradasi yang sangat cepat. Akan tetapi usaha-usaha konservasi menjadi rumit dan kompleks dengan adanya kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh setiap orang dimuka bumi ini. Para konservasionis murni akan memilih untuk melakukan pembangunan total pada kehidupan alam, akan tetapi kenyataan politik dan ekonomi memaksa bahwa pendekatan ini tidak dapat dilaksanakan.
Pada kenyataannya, tiga nilai yang terkandung dalam konsep konservasi, yaitu melindungi, memanfaatkan dan mempelajarri masih belum berjalan secara seimbang. Nilai pemanfaatan jauh lebih banyak diterapkan dari pada dua nilai yang lainnya. Inilah yang menjadi akar permasalahan dalam usaha-usaha konservasi dimana saja, terutama dinegara-negara berkembang.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa industri sumber daya alam di Indonesia banyak yang dikuasai asing, salah satu contohnya yang sudah sering diberitakan yaitu tambang emas di Tembagapura, Irian jaya, Freeport. Dapat dilihat, sangat kontras, freeport adalah perusahaan asing, namun rakyat Indonesia yang ada di sekeliling tambang emas yang besar tersebut malah berkekurangan. Artikel ini tidak akan membahas masalah ekonomi, hal tersebut hanya sebagai salah satu contoh dari eksplorasi sumber daya alam Indonesia oleh asing.
Minyak Bumi
  1. Cepu, Blora dan Cilacap di Jawa Tengah. 
  2. Sungai Gerong dan Plaju di Palembang. 
  3. Dumai dan Sungai Pakning (Riau) 
  4. Tanjung Pura, Langkat (Sumatera Utara) 
  5. Tarakan, Balikpapan dan Kutai (Kalimantan Timur) 
  1. Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang 
  2. Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor 
  3. Kerosin untuk bahan baku lampu minyak 
  4. Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel 
  5. LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas 
  6. Oli ialah bahan untuk pelumas mesin 
  7. Vaselin ialah salep untuk bahan obat 
  8. Parafin untuk bahan pembuat lilin 
  9. Aspal untuk bahan pembuat jalan 

 Perusahaan asing yang menguasai industri sumber daya alam ( SDA ) mengkondisikan persediaan SDA di Indonesia berkurang tentunya. Dan sisa SDA di Indonesia tersebut diperdagangkan dengan harga yang relatif mahal untuk ukuran rakyat Indonesia dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Lain hal jika semua industri SDA di Indonesia dikuasai orang Indonesia yang tidak memonopoli, memungkinkan kesejahteraan rakyat lebih baik, karena SDA Indonesia yang diambil asing dalam kuantitas yang banyak sehingga yang seharusnya bangsa Indonesia nikmati dalam jumlah banyak menjadi berkurang.
 Pertanyaan besarnya adalah mau sampai berapa lama lagi bangsa Indonesia mau dijajah? Apa langkah yang harus ditempuh dalam mencukupi SDA yang kekurangan ditengah melimpahnya potensi alam? Pertanyaan ini bukan hanya ditujukan pada pemerintah, namun juga pada diri sendiri sebagai rakyat yang ikut prihatin pada keadaan tersebut.
 
*beberapa sisipan diambil dari wikipedia dan google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar